Sholat Rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan baik sebelum shalat fardhu atau sesudahnya, Jika dikerjakan sebelum sholat fardhu, maka dinamakan sholat sunnah rawatib qobliyah, sedangkan jika dikerjakan sesudah sholat fardhu maka dinamakan sholat sunnah rawatib ba' diyah.
Ditinjau dari segi kepentingannya shalat Rawatib dibagi menjadi dua macam yaitu, Sunnah Mu’akkad (sangat dianjurkan untuk mengerjakannya) dan Ghoiru Mu’akkad (tidak ditekankan untuk mengerjakannya).
1. Sholat Sunnah Rawatib Mu'akkad
Shalat Rawatib Yang Mua’akkad ialah : sholat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karena sangat penting. Sholat sunnah rawatib mu'akad ada 10 rakaat yaitu:
2. Sholat Sunnah Rawatib Ghoiru Mu'akkad
Shalat Rawatib yang Ghoiru Mu’akkad ialah sholat sunnah rawatib yang dianjurkan untuk
dikerjakan, tetapi tidak sepenting sholat sunnah rawatib mu'akkad.
Yang termasuk sholat sunnah ghoiru mu'akkad adalah:
Waktu Mengerjakan Shalat Rawatib
Adapun mengenai waktu untuk mengerjakannya ialah mengiringi waktu shalat masing-masing, misalnya shalat Qobliyah Shubuh dikerjakan sebelum mengerjakan shalat Shubuh, shalat Qobliyah Dzuhur dikerjakan sebelum shalat Dzuhur, Ba’diyah Dzuhur dikerjakan sesudah shalat Dzuhur, Qobliyah Ashar dikerjakan sebelum shalat Ashar, Qobliyah Maghrib dikerjakan sebelum shalat Maghrib, Ba’diyah Maghrib dikerjakan sesudah shalat Maghrib, Qobliyah Isya dikerjakan sebelum shalat Isya dan Ba’diyah Isya dikerjakan sesudah shalat Isya.
Cara Shalat Sunnah Rawatib
Adapun cara mengerjakan sholat sunnah rawatib ini sama dengan cara mengerjakan sholat fardhu, baik bacaan maupun gerakannya. Perbedaannya hanyalah pada niatnya, disamping itu bacaan pada sholat rawatib tidak dinyaringkan.
Lafazd Niat Shalat Sunnah Rawatib
Sebelum Shalat Shubuh :
" USHOLLI SUNNATASH SHUBHI ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBARU ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sebelum shubuh karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sebelum Shalat Dzuhur :
" USHOLLI SUNNATADH DHUHRI ROK’ATAINI QOBLIYATAN LILLAAHI TA’AALA. ALLAAHU AKBARU ".
Artinya : “Saya berniat shalat dua rakaat sebelum Dzuhur karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sesudah Shalat Dzuhur :
" USHOLLI SUNNATADH DHUHRI ROK’ATAINI BA’DIYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR ".
Artinya : "Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sesudah Dzuhur, karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar".
Sebelum Shalat Ashar :
" USHOLLI SUNNATAL ‘ASHRI ROK’ATAINI QOBLIYATAN LILLAAHI TA’AALAA ALLAHU AKBAR ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sebelum Ashar, karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar".
Sebelum Shalat Maghrib :
" USHOLLI SUNNATAL MAGHRIBI ROK’ATAINI QOBLIYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sebelum Maghrib, karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sesudah Shalat Maghrib :
" USHOLLI SUNNATAL MAGHRIBI ROK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sesudah Maghrib karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sebelum Shalat Qobliyah Isya :
" USHOLLI SUNNATAL ISYAA’I ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBARU ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sebelum Isya karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sesudah Shalat Isya :
" USHOLLI SUNNATAL ‘ISYAA’I ROK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBARU ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sesudah Isya karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Bilangan Rakaat Shalat Sunnah Rawatib
Adapun mengenai bilangan rakaat shalat Rawatib itu semuanya ada 22 (dua puluh dua) rakaat.
Anjuran Shalat Sunnah Rawatib
Rasulullah SAW bersabda : “Pertama kali amal (perbuatan) yang dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat (nanti) adalah shalat, maka jika (ternyata) shalat itu baik, maka baiklah seluruh amalnya, dan jika (ternyata) shalatnya rusak (jelek), maka rusaklah (jeleklah) seluruh amalnya”.
Dan Sabdanya lagi : “Pada tiap antara dua adzan (adzan dan iqamat) ada shalat (sunnah), pada tiap adzan dan iqamat ada shalat (sunnah), pada tiap adzan dan iqamat ada shalat (sunnah) setelah mengatakan tiga kali, bagi siapa yang mau mengerjakannya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Diantara dua hadist tersebut dapat kita simpulkan pengertian bahwa kita dituntut untuk menyempurnakan dan memperbaiki shalat fardhu kita, karena besok pada hari hisab (amal-amal manusia diteliti) dan sholatlah yang menjadi tolak ukur baik dan buruknya amal seseorang, maka apabila sholatnya baik, maka akan baiklah seluruh amal lainnya. Dan sebaliknya apabila sholatnya rusak (jelek), maka rusaklah seluruh amalnya. Oleh karena itu kita disyariatkan (diperintahkan) mengerjakan, shalat sunnah setelah disyariatkan shalat fardhu yang lima waktu, untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dari shalat fardhu yang kita kerjakan hingga jadi sempurna seperti yang kita harapkan.
Ditinjau dari segi kepentingannya shalat Rawatib dibagi menjadi dua macam yaitu, Sunnah Mu’akkad (sangat dianjurkan untuk mengerjakannya) dan Ghoiru Mu’akkad (tidak ditekankan untuk mengerjakannya).
1. Sholat Sunnah Rawatib Mu'akkad
Shalat Rawatib Yang Mua’akkad ialah : sholat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan karena sangat penting. Sholat sunnah rawatib mu'akad ada 10 rakaat yaitu:
- Dua rakaat sebelum shalat Shubuh (Qobliyah Shubuh).
- Dua rakaat sebelum shalat Dzuhur (Qobliyah Dzuhur).
- Dua rakaat sesudah shalat Dzuhur (Ba’diyah Dzuhur).
- Dua rakaat sesudah shalat Maghrib (Ba’diyah Maghrib).
- Dua rakaat sesudah shalat Isya (Ba’diyah Isya)
2. Sholat Sunnah Rawatib Ghoiru Mu'akkad
Shalat Rawatib yang Ghoiru Mu’akkad ialah sholat sunnah rawatib yang dianjurkan untuk
dikerjakan, tetapi tidak sepenting sholat sunnah rawatib mu'akkad.
Yang termasuk sholat sunnah ghoiru mu'akkad adalah:
- Dua rakaat sebelum Dzuhur yang dimaksud disini, bagi yang mengerjakan shalat Qobliyah Dzuhur empat rakaat, maka dua rakaat pertama Mu’akkad dan dua rakaat yang kedua itu Ghoiru Mu’akkad.
- Dua rakaat sesudah shalat Dzuhur yang dimaksud disini, bagi orang yang mengerjakan shalat Ba’diyah Dzuhur empat rakaat, maka dua rakaat yang pertama itu Mu’akkad dan dua rakaat yang kedua itu Ghoiru Mu’akkad.
- Empat rakaat sebelum shalat Ashar (Qobliyah Ashar).
- Dua rakaat sebelum shalat Maghrib (Qobliyah Maghrib).
- Dua rakaat sebelum Shalat Isya.
Waktu Mengerjakan Shalat Rawatib
Adapun mengenai waktu untuk mengerjakannya ialah mengiringi waktu shalat masing-masing, misalnya shalat Qobliyah Shubuh dikerjakan sebelum mengerjakan shalat Shubuh, shalat Qobliyah Dzuhur dikerjakan sebelum shalat Dzuhur, Ba’diyah Dzuhur dikerjakan sesudah shalat Dzuhur, Qobliyah Ashar dikerjakan sebelum shalat Ashar, Qobliyah Maghrib dikerjakan sebelum shalat Maghrib, Ba’diyah Maghrib dikerjakan sesudah shalat Maghrib, Qobliyah Isya dikerjakan sebelum shalat Isya dan Ba’diyah Isya dikerjakan sesudah shalat Isya.
Cara Shalat Sunnah Rawatib
Adapun cara mengerjakan sholat sunnah rawatib ini sama dengan cara mengerjakan sholat fardhu, baik bacaan maupun gerakannya. Perbedaannya hanyalah pada niatnya, disamping itu bacaan pada sholat rawatib tidak dinyaringkan.
Lafazd Niat Shalat Sunnah Rawatib
Sebelum Shalat Shubuh :
" USHOLLI SUNNATASH SHUBHI ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBARU ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sebelum shubuh karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sebelum Shalat Dzuhur :
" USHOLLI SUNNATADH DHUHRI ROK’ATAINI QOBLIYATAN LILLAAHI TA’AALA. ALLAAHU AKBARU ".
Artinya : “Saya berniat shalat dua rakaat sebelum Dzuhur karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sesudah Shalat Dzuhur :
" USHOLLI SUNNATADH DHUHRI ROK’ATAINI BA’DIYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR ".
Artinya : "Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sesudah Dzuhur, karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar".
Sebelum Shalat Ashar :
" USHOLLI SUNNATAL ‘ASHRI ROK’ATAINI QOBLIYATAN LILLAAHI TA’AALAA ALLAHU AKBAR ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sebelum Ashar, karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar".
Sebelum Shalat Maghrib :
" USHOLLI SUNNATAL MAGHRIBI ROK’ATAINI QOBLIYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sebelum Maghrib, karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sesudah Shalat Maghrib :
" USHOLLI SUNNATAL MAGHRIBI ROK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBAR ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sesudah Maghrib karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sebelum Shalat Qobliyah Isya :
" USHOLLI SUNNATAL ISYAA’I ROK’ATAINI QOBLIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBARU ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sebelum Isya karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Sesudah Shalat Isya :
" USHOLLI SUNNATAL ‘ISYAA’I ROK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA. ALLAAHU AKBARU ".
Artinya : “Saya berniat shalat sunnah dua rakaat sesudah Isya karena Allah Ta’ala. Allahu Akbar”.
Bilangan Rakaat Shalat Sunnah Rawatib
Adapun mengenai bilangan rakaat shalat Rawatib itu semuanya ada 22 (dua puluh dua) rakaat.
Anjuran Shalat Sunnah Rawatib
Rasulullah SAW bersabda : “Pertama kali amal (perbuatan) yang dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat (nanti) adalah shalat, maka jika (ternyata) shalat itu baik, maka baiklah seluruh amalnya, dan jika (ternyata) shalatnya rusak (jelek), maka rusaklah (jeleklah) seluruh amalnya”.
Dan Sabdanya lagi : “Pada tiap antara dua adzan (adzan dan iqamat) ada shalat (sunnah), pada tiap adzan dan iqamat ada shalat (sunnah), pada tiap adzan dan iqamat ada shalat (sunnah) setelah mengatakan tiga kali, bagi siapa yang mau mengerjakannya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Diantara dua hadist tersebut dapat kita simpulkan pengertian bahwa kita dituntut untuk menyempurnakan dan memperbaiki shalat fardhu kita, karena besok pada hari hisab (amal-amal manusia diteliti) dan sholatlah yang menjadi tolak ukur baik dan buruknya amal seseorang, maka apabila sholatnya baik, maka akan baiklah seluruh amal lainnya. Dan sebaliknya apabila sholatnya rusak (jelek), maka rusaklah seluruh amalnya. Oleh karena itu kita disyariatkan (diperintahkan) mengerjakan, shalat sunnah setelah disyariatkan shalat fardhu yang lima waktu, untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dari shalat fardhu yang kita kerjakan hingga jadi sempurna seperti yang kita harapkan.
0 comments:
Post a Comment